unsur serapan

2.1  PENULISAN UNSUR SERAPAN
          Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain,baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa sansekerta,arab,portugis,belanda,inggris dan bahasa lain. Berdasarkan taraf  integrasinya,unsur pinjaman dalam bahasa indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama,unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa  indonesia,seperti: team,shuttle coek,lexploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur ini di pakai dalam konteks bahasa indonesia,tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua,unsur asing yang  pengucapannya dan penulisannya di sesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.kaidah yang berlaku bagi unsur serapan ialah sebagai berikut :
·         aa ( belanda ) menjadi a
·         ae,jika tidak berfariasi dengan e,tetap ae
·         ae,jika berfariasi dengan e,menjadi e
·         ai tetap ai
·         au tetap au
·         e,di muka a,u,o,dan konsonan,menjadi k
·         c, dimuka e,i oe,dan y menjadi s
·         cc di muka o,u, dan konsonan, menjadi k
·         cc di muka e dan i, menjadi ks
·         cch dan ch , di muka a,o dan konsonan , menjadi k
·         ch, yang lafalnya s atau sy, menjadi s
·         ch, yang lafalnya c menjadi c
·         c ( sansekerta ) menjadi s
·          e tetap e
·         ea tetap ea
·         ee ( Belanda ) menjadi e
·         ei tetap ei
·         eo tetap eo
·         eu tetap eu
·         f tetap f
·         gh menjadi g
·         gue menjadi ge
·         i pada awal suku kata di muka vokal, tetap i
·         ie, jika lafalnya i menjadi i
·         ie, jika lafalnya bukan i, tetap ie
·         kh (Arab ) tetap kh
·         ng tetap ng
·         oe ( oi Yunani ) menjadi e
·         oo ( Belanda ) menjadi o
·         oo ( Inggris ) menjadi u
·         oo ( vokal ganda ) tetap oo
·         ou, jika lafalnya au, menjadi au
·         ou, jika lafalnya u, menjadi u
·         ph menjadi f
·         ps tetap ps
·         pt tetap pt
·         q menjadi k
·         rh menjadi r
·         sc, di muka a,o,u, dan konsonan, menjadi sk
·         sc, di muka e, i, dan y, menjadi s
·         sch, di muka vokal, menjadi sk
·         t, di muka i, jika lafalnya s, menjadi s
·         th menjadi t
·         u tetap u
·         ua tetap ua
·         ue tetap ue
·         ui tetap iu
·         uo tetap uo
·         uu menjadi u
·         v tetap v
·         x pada awal kata, tetap x
·         x pada posisi lain, menjadi ks
·         xe di muka e dan i, menjadi ks
·         xc di muka a,o,u dan konsonan, menjadi ksk
·         y, jika lafalnya y, tetap y
·         y, jika lafalnya i, menjadi i
·         z tetap z


1.           Unsur-unsur yang sudah di serap ke dalam bahasa indonesia  dan lazim di eja secara indonesia tidak perlu di ubah cara ejaannya. Misalanya: kabar,sirsaki,iklan,perlu,hadir.
2.           Sekalipun dalam ejaan ini huruf C dan X di terima  sebagai abjad bahasa indonesia,unsur yang mengandung kedua huruf itu di indonesiakan menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu di pertahankan dalam penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.akhiran itu di serap sebagai bagian kata yang utuh.kata seperti standarisasi,implementasi dan obyektif,di serap secara utuh di samping kata standar,implemen dan obyek.

·         -aat      menjadi –at
·         -ag       menjadi –ase
·         -air,-ary menjadi –er
·         -ant menjadi –an
·         -archie, -archy menjadi arki
·         -(a)tie, -(a)tion menjadi –asi,-si
·         -cel,-aal, -al menjadi –al
·         -ein tetap -ein
·         -eur, -or, menjadi –ur
·         -or tetap –or
·         -ief, ive menjadi if
·         -iek, -ica, -ic, ics, ique ( nominal) menjadi –ik, -ika
·         -iel, ile menjadi –il
·         -isch, -ie (adjektif) menjadi –ik
·         -isch, ical menjadi –is
·         -isme, -ism menjadi –isme
·         -ist menjadi –is
·         -logie, logy menjadi –logi
·         -logue menjadi -log
·         -loog (Belanda) menjadi –log
·         -oide, oid menjadi oid
·         -oir (e) menjadi –oar
·         -teit, -ty menjadi –tas
·         -uur, -ure menjadi –ur

2.2   TANDA BACA
1.      Tanda Titik  (.)

1.      Tanda titik di pakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2.      Tanda titi di pakai pada akhir singkatan nama orang.
3.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar,jabatan,pangkat dan sapan.
4.      Tanda titik di di pakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya di pakai satu tanda titik.
5.      Tanda titik di pakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ikhtisar,atau daftar.
6.      Tanda titik di pakai untuk menyesahkan angka jam,menit,dan detik yang menujukkan waktu.
7.      Tanda titik untuk memisahkan angka ribuan,jutaan,dan seterusnya yang tidak menujukkan jumlah.
8.      Tanda titik di pakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata,atau gabungan keduanya ; atau yang terdapat didalam akronim yang sudah di terima oleh masyarakat.

2.      Tanda Koma ( , )

1.      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
2.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang di dahului oleh kata seperti tetapi,dan melainkan.
3.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan :
·         anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
·         anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
4.      Tanda koma di pakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
5.      Tanda koma di pakai di belakang kata – kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
6.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
7.      Tanda koma dipakai di antara :
·         nama dan alamat.
·         bagian –bagian alamat.
·         tempat dan tanggal.
·         nama tempat.
·         wilayah atau negeri yang di tulis berurutan.
8.      Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka.
9.      Tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit,dan tahun penerbitan.
10.  Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
11.  Tanda koma dipakai di depan angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
12.  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
13.  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkanpetikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat.

3.  Tanda Titik Koma ( ; )
1.      Tanda titik koma dapat di pakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan sestara.
2.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kaliamt yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.



4.  Tanda Titik Dua ( : )
1.      Tanda titik dua di pakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila di ikuti rangakain atau pemerian.
2.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
3.      Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
4.      Tanda titik dua dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

2.3    KEPADUAN PARAGRAF
Paragraf dinyatakan padu jika di bangun dengan kalimat – kalimat yang berhubungan logis.Hubungan pikiran –pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf.Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf menjadi satu padu, utuh dan kompak.Kepaduan ini dapat di bangun melalui repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata kunci atau aninoim, kata ganti, kata transisi dan bentuk paralel.

1.    Pengulangan Kata Kunci
Semula kalimat dalam paragraf di hubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya.Kata kunci (sinonimnya) yang telah di sebutkan dalam kalimat pertama di ulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya.Dengan penggulangan ini , paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak.

2.    Kata Ganti
Kepaduan dapat di jalin dengan kata ganti, pronominal, atau padanan.Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya.kata ganti dapat pula menggantikan bab,dapat pula menggantikan kalimat,paragraf.



3.    Kata Transisi
Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya hubungan, baik intra kalimat maupun antara kalimat.Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu, memyatu, dan utuh.Kata transisi digunakan berdasarkan fungsimakna yang di hubungkan.
Kata transisi menyatakan hubungan :
·         Sebab, akibat.
·         Hasil, akibat.
·         Pertentangan.
·         Waktu.
·         Syarat.
·         Cara.
·         Penegasan.
·         Tambahan informasi.
·         Gabungan.
·         Urutan.
Selain itu, untuk penulisan kata transisi harus di ikuti oleh tanda koma.

4.    Struktur Paralel
Stuktur paralel (kesejajaran) yaitu bentuk – bentuk stuktur kalimat yang sama, repetisi atau penggulangan bentuk kata (kalimat) yang sama.
5.    Ketuntasan
Ketuntasan ialah kesempurnaan.hal ini dapat di wujudkan dengan :
v  Klasifikasi, yaitu pengelompokkan objek secara lengkap dan menyeluruh.klarifikasi dapat di bagi dua bagian :
Ø  Klasifikasi sederhana yaitu membagu sesuatu ke dalam dua kelompok.
Ø  Klasifikasi kompleks yaitu membagi sesuatu menjadi lebih dari dua kelompok.
.
v  Ketuntasan  bahasan, yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh.

6.    Konsistensi Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya.Dalam cerita, pengarang sering menggunakan sudut pandang aku seolah–olah menceritakan dirinya sendiri.Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir.

7.    Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan.Gagasan demi gagasan di sajikan secara runtut bagaikan air yang mengalir tidak pernah putus.Karangan yang runtut enak dibaca, dapat di pahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya.

Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara atau secara bersamaan dari berbagai cara :
Ø  Penalaran
Ø  Kejelasan gagasan, makna, dan stuktur,
Ø  Kata transisi yang tepat,
Ø  Kata ganti yang tepat,
Ø  Ikatan makna yang jelas,
Ø  Penggunaan idiomatik yang tepat,
Ø  Komunikasi yang efektif,
Ø  Membangun suasana,
Ø  Hubungan antar gagasan, antar kata, dan antar kalimat yang tidak terputus.
Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran, emosi, dan kemauan.Untuk itu, penulis memerlukan :
Ø  Kesabaran (konsisten).
Ø  Ketelitian tinggi.
Ø  Ketekunan dalam menjaring pikiran.
Ø  Gigih
Ø  Membaca dan menulis.

2.4    JENIS – JENIS PARAGRAF
Kita dapat berbicara tentang paragraf dari berbagai sudut pandanga :
1.      Sudut pandang isi atau pikiran yang di kemukakan :
Ø  Paragraf narasi.
Ø  Paragraf deskripsi.
Ø  Paragraf ekspositoris.
Ø  Paragraf argumentasi.
2.      Sudut pandang penalaran :
Ø  Paragraf induksi.
Ø  Paragraf deduksi.
Ø  Paragraf induksi – eduksi.
3.      Sudut pandang tempat dan fungsinya di dalam karangan :
Ø  Paragraf pengantar
Pengantar berfungsi untuk memberitahukan latar belakang, masalah tujuan, anggapan dasar.Pengantar yang baik dapat berhasil mengetuk pintu hati pembaca untuk mengetahui lebih banyak mengenai pokok pembicaraan.
Fungsi paragraf pengantar :
v  Menunjukkan pokok persoalan yang mendasari masalah.
v  Menarik minat pembaca dengan mengungkap latar belakang, pentingnya pemecahan masalah.
v  Menyatakan tesis, yaitu ide sentral karangan yang akan di bahas.
v  Menyatakan pendirian(pernyataan maksud).
Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik,berfungsi sebagai pengikat makna bagi semua paragraf lain.

Ø Paragraf pengembang
Paragraf pengembang yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan.
Fungsi paragraf pengembang :
v  Menguraikan,mendeskripsikan,membandingkan,menghubungkan, menjelaskan, dan menerangkan.
v  Menolak konsep.
v  Mendukung konsep.

Ø Paragraf peralihan
Paragraf peralihan yaitu paragraf penghubung yang terletak di antara dua paragraf utama.Paragraf ini relatif pendek.
Fungsi paragraf peralihan :
v  Penghubung antar paragraf utama.
v  Memudahkan pikiran pembaca beralih ke gagasan lain.

Ø Paragraf penutup
Selesai berkomunikasi dan menyampaikan gagasan, kita perlu meninggalkan kesan yang kuat dan mendalam.Agar pembaca menenag kesan tersebut.Bukan hanya sekedar membaca,tapi agar bisa berkesan pada para pembaca dan selalu di ingat.Oleh karena itu, paragraf pengantar dan paragraf penutup perlu di perhatikan sunguh – sunguh oleh penulis,karena kerap sekali pembaca terlebih dahulu hanya membaca kedua jenis paragraf itu untuk mencari dan mengetahui sesuatu.
Fungsi paragraf penutup :
v  Sebagai penutup.
v  Mengingatkan (menegaskan) kepada pembaca.
v  Memuaskan pembaca.
v  Menyajikan simpulan.
Upaya menutup karangan dengan kesan yang kuat :
v  Menegaskan kembali tesis atau ide pokok karangan.
v  Meringkas atau merangkum.
v  Memberikan kesimpulan.
v  Memberikan peryataan yang tegas, dan kesan mendalam.

2.4.1        Hubungan Antar Paragraf
Sebuah karangan menuntut kepaduan keseluruhan paragraf.Paragraf pembuka, peralihan, pengembang,dan penutup harus menghasilkan kepaduan karangan.Hal ini dapat dihasilkan dengan menjalin hubungan logis,keruntutan, dan kepaduan karangan.Untuk itu, masing – masing paragraf harus terkait dengan topik karangan.

2.5    PARAGRAF BERDASARKAN JENIS, PENALARAN, DAN FUNGSI
Bentuk paragraf selain di tentukan oleh tehnik pengembangannya,juga di tentukan oleh fungsi paragraf tersebut dalam suatu karangan.
Paragraf berdasarkan fungsinya :
1.      Perbandingan dan pertentangan
v  Perbandingan adalah paragraf yang berusaha memperjelas paparannya dengan jalan memperbandingkan dan mempertentangkan hal – hal yang di bicarakan.
v  Pertentangan adalah proses argumentasi dengan melakukan penolakan.Oleh karena itu, pertentangan di targetkan menolak eksistensinya dan di sertai pembuktian.
v  Analogi adalah paragraf yang merupakan analogi biasanya di gunakan oleh penulis untuk membandingkan sesuatu yang di kenal oleh umum dengan yang kurang di kenal.
v  Contoh – contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan terhadap generalisasi yang sifatnya umum, agar pembaca dapat dengan mudah menerimannya.
v  Sebab akibat adalah dalam paragraf ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas.Atau sebaliknya, yaitu akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai rincian penjelasnya. 
v  Definisi luas adalah uraian pengertian.artinya ada definisi yang lebih luas yang terdiri beberapa paragraf,bahkan lebih panjang lagi.
v  Klasifikasi adalah pengelompokkan sesuatu berdasarkan kesamaan perbedaan sifat, ciri, dan karakter.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAIYA LO HUNGO LO POLI

Kepercayaan (Mitos) Di Provinsi Gorontalo

Pantun Gorontalo